5 K-drama Paling Realistis Tentang Perundungan di Sekolah – Gambaran Dunia Pendidikan Sesungguhnya?
Perundungan di sekolah menjadi salah satu permasalahan sosial sekaligus di dunia pendidikan di Korea Selatan. Sederet serial K-drama menceritakan mengenai perundungan dengan begitu realistis. Hingga melalui K-drama paling realistis tentang perundungan di sekolah ini, penonton ikut diajak menyelami gambaran dunia pendidikan di Korea Selatan yang sesungguhnya.
K-drama paling realistis tentang perundungan di sekolah menyoroti berbagai faktor bahkan jenis perundungan itu sendiri. Serial drama Korea Selatan pun mengemas tema perundungan ini menjadi berbagai genre yang menghibur sekaligus mencerahkan tentang dunia pendidikan.
Agar tidak penasaran, di bawah ini daftar K-drama paling realistis tentang perundungan di sekolah.
1. “The Glory”
Balas dendam atas perundungan yang terjadi selama masa sekolah menjadi tema utama dari serial televisi populer satu ini. “The Glory” menyoroti bagaimana perundungan bukan saja meninggalkan luka. Namun bisa mengubah hidup seseorang. Menjadi lebih buruk, pastinya.
Perundungan yang ditampilkan di “The Glory” pun termasuk salah satu paling ekstrim. Korban perundungan mendapat siksaan yang meninggalkan bekas luka permanen di seluruh tubuh. Tidak itu saja, “The Glory” juga menunjukan bagaimana sekolah, terutama guru dan orang tua tidak menggubris pengakuan para korban perundungan.
Diantara banyak K-drama paling realistis mengenai perundungan lainnya, “The Glory” mungkin menjadi salah satu yang akan meninggalkan trauma bagi para penonton.
2. “Weak Hero Class 1”
“Weak Hero Class 1” memiliki sorotan lain mengenai perundungan. Terutama di dunia pendidikan dan lingkungan sekolah di Korea Selatan. Bila biasanya K-drama menggambarkan korban perundungan adalah orang-orang miskin atau tidak pintar. Maka “Weak Hero Class 1” sebaliknya.
Sang karakter utama bukanlah orang miskin maupun kaya. Kehidupannya biasa-biasa saja. Ia digambarkan sebagai sosok pendiam, tenang, dan bahkan cenderung anti sosial. Perundungan terjadi ketika para anak-anak nakal di kelasnya tidak suka mellihatnya yang selalu bersikap pasif. Terlebih ia memilih menyendiri dan tidak ingin terlibat dengan kenakalan mereka. Namun para perundung justru menjadikan sikapnya itu sebagai alasan untuk melakukan perundungan.
Drama ini menggambarkan bagaimana korban perundungan bisa siapa saja. Serta seringnya, tidak ada alasan pasti mengapa perundungan terjadi.
3. “Green Mothers Club”
“Green Mothers Club” memberikan gambaran menarik untuk sistem pendidikan di Korea Selatan. Dimana salah satunya menjadi penyebab perundungan. Serial ini berfokus pada sekelompok orang tua murid yang terobsesi atas prestasi akademik anak-anaknya.
Untuk itu, mereka rela melakukan segala cara. Bahkan cara-cara yang hampir pasti layak disebut sebagai perundungan pula. Parahnya, perundungan di serial ini dilakukan baik itu oleh siswa, guru, bahkan orang tua itu sendiri. Semua demi obsesi pendidikan yang harus dicapai oleh sang anak.
4. “The Golden Spoon”
Perundungan yang digambarkan dalam serial drama ini mungkin menjadi salah satu paling cliche. Sang tokoh utama menjadi korban perundungan karena status ekonomi dan sosial.
Namun poin menarik di serial ini justru adalah bagaimana perundungan di Korea Selatan bisa mencapai tindakan kriminal dan kekerasan serius. Tokoh utama di “The Golden Spoon” digambarkan menjadi korban perundungan yang melibatkan senjata!
5. “Class Of Lies”
Perundungan tidak saja terjadi dalam bentuk siksaan fisik maupun kata-kata. “Class Of Lies” menggambarkan perundungan yang lebih cenderung pada tindakan manipulatif dari para siswa satu sama lain. Hal ini bukan saja meninggalkan efek yang lebih buruk. Melainkan juga jauh lebih berbahaya.
“Class Of Lies” merupakan salah satu serial K-drama paling realistis tentang perundungan di sekolah yang wajib ditonton.
Source: (1)
Baca Info Kpop : iniKpop
via Join OUR ROLEPLAY BAR At TELEGRAM @Feels_BAR
Baca Berita Info Kpop Indonesia dari alunayaka & Feels BAR Bakudapa
Informasi Kpop Indonesia - iniKpop
Komentar
Posting Komentar